Honda CB100 Gelatik 1973 (Depok) Dibenci Polisi Nakal

Honda CB100 Gelatik 1973 (Depok) Dibenci Polisi Nakal


Ardi Bridjal Hanafie setuju banget paham modifikasi mefrik alias Modern, Estetika, Fungsional, Rasional, Inovasi dan Kreasi. “Selain cakep, dibenci polisi nakal. Kan nggak bisa ditilang. Pencet klakson masih bunyi, belok dan ngerem semua lampu nyala,” ujar mekanik bengkel Boy Motor Sport di Cimanggis, Bogor.

Itu gambaran Honda CB 100 Gelatik 1973 milik Irvan Maulana. “Pokoknya mesti terlihat dan terasa kayak motor tahun muda,” pesan bujang 25 tahun warga Depok Timur itu saat ngirim motornya ke Ardi.

Peremajaan dimulai dari kulit yang dibikin cilong. Lalu, mesin perlu ganti piston dan kem milik GL-100. Sebab spare part CB Gelatik sulit dicari. Yang menarik, noken-as dimodif pakai bearing yang aslinya pakai bos.

Berikutnya, bak kopling asli diganti punya GL100 yang kebetulan pas. Kelebihannya tuas pengungkit kopling ada di sebelah atas. Dengan begitu, tuasnya bisa dipanjangin agar betot kopling lebih enteng.

Peremajaan berlanjut ke sistem pengapian. Untuk ini, Boy pakai pengapian Shogun. Tekniknya, platina CB diganti pulser alias pick-up coil bawaan Shogun. Berikutnya, dibuatkan rotornya sebagai penentu waktu pengapian.

Uniknya, Boy tidak mematenkan posisi pulser. Kedudukan pulser cuma diikat mur yang bisa dilepas. “Dengan begitu bisa geser-geser kalo pengin mengejar akselerasi atau top speed,” bilang Boy. Aries
(motorplus)